Jumat, 05 Februari 2010

Kwalitas Hidup Warga Ditingkatkan

Sejumlah warga buta hurup dan aksara di Kecamatan Sukatani dan Tegalwaru tengah mengikuti program pendidikan keaksaraan. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) bersama Dinas Pendidikan (Disdik) itu merupakan upaya dalam memberantas buta hurup dan aksara. Sehingga kedepan, warga diharapkan dapat meningkatkan kwalitas hidup yang lebih baik.

Ketua Penyelenggara Muslimat NU Purwakarta, Ami Nurhayati, menyebutkan, berbagai metode pendidikan dilakukan dalam pelaksanaan program kegiatan itu. Diantaranya pengenalan terhadap hurup dan aksara. Selain itu, terdapat pola pendidikan dalam merubah pola hidup warga. Seperti dengan memberikan pendidikan kepada anak dan menjaga kesehatan keluarganya.

“Kami juga memberikan teknik dalam memasak, membuat kue, bersikap santun pada suami dan sesama warga. Pola pendidikan seperti itu dilakukan sebagai upaya untuk merubah kebiasaan buruk mereka,” sebut Ami. Karena, selama ini masih banyak warga di daerah pedesaan yang masih belum paham terhadap tata krama, seperti pada suami. Akibatnya, banyak warga yang harus mengalami perceraian. Yang menjadi penyebabnya, kebanyakan diakibatkan oleh kesalahpahaman antara mereka.

Dalam program tersebut, pihak penyelenggara yang diwakili oleh para tutor melakukan pendidikan kepada wajib belajar itu dengan pola yang mendasar. Yakni pola kehidupan sehari-hari yang biasa mereka lakukan.
Pada kegiatan kali ini, terdapat 300 warga buta hurup dan aksara di dua kecamatan itu yang tengah mengikuti pendidikan keaksaraan Muslimat NU. Pelaksanaan diselenggarakan selama 32 hari sejak 28 Desember 2009 lalu. Maka dari itu, pelaksanaan kegiatan tersebut sudah sampai pada ujian terakhir. “Insya Allah, pelaksanaan ujian akhir akan kami laksanakan Selasa besok (hari ini, red),” ujarnya.

Menurutnya, pelaksanaan pendidikan kepada warga buta hurup dan aksara tak hanya sampai disitu. Sebagai pelaksana organisasi kaum nahdiyin itu, pihaknya akan berusaha memberikan bimbingan kepada warga. Salah satunya melalui pengajian rutin yang telah menjadi agenda Muslimat NU. Biasanya, Muslimat mengagendakan pelaksanan pengajian di tingkat kabupaten sebulan sekali, di kecamatan sebulan sekali, di tingkat desa seminggu sekali.***

Tidak ada komentar: