Sabtu, 09 Januari 2010

300 Warga Buta Aksara ikuti Program KF

SEBANYAK 300 warga buta aksara di Kecamatan Sukatani dan Tegalwaru mengikuti program keaksaraan fungsional (KF). Kegiatan yang digelar Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) itu bertujuan memberantas warga buta hurup dan aksara di sekitar pedesaan. Akibatnya, kesejahteraan mereka akan semakin meningkat.

Ketua Penyelenggara KF Muslimat NU Purwakarta, Ami Nurhayati, di sela pembukaan acara menyebutkan, jumlah warga buta hurup dan aksara di daerah pedesaan masih relatif banyak. Sehingga program KF seperti itu sangat dibutuhkan. Untuk itu, pihaknya berupaya turut serta membantu pemerintah untuk menuntaskan program pemberantasan warga buta hurup dan aksara.

"Hampir setiap tahun, kami melakukan kerjasama dengan pemerintah untuk melaksanakan KF. Sejak tahun 2005 Muslimat NU mulai eksis menjalankan program ini. Hasilnya sangat signifikan," ujar Ami. Kegiatan KF yang dilaksanakan Muslimat NU dilakukan dengan dua tahap. Yakni tahap surat keterangan melek aksara (Sukma) satu dan Sukma dua.

Sukma satu lebih pada pendidikan keaksaraan dasar atau kepribadian wajib belajar. Sedangkan Sukma dua merupakan pendidikan lanjutan. "Pendidikan Sukma dua ini lebih mendidik pada kehidupan warga sehari-hari. Dengan begitu, warga dapat meningkatkan tarap hidup mereka setelah mengikuti program ini," sebutnya.

Disebutkannya, keberhasilan program KF melalui Muslimat NU, terbukti dengan meningkatnya minat warga terhadap pendidikan seperti itu. Dengan begitu, persoalan buta hurup dan aksara akan semakin terminimalisir. "Seperti untuk program tahun 2009 ini, kami menampung sebanyak 300 wajib belajar (WB). Mereka berasal dari perkampungan. Seperti warga desa-desa yang terletak di sekitar Gunung Parang," jelas Ami.

Sementara ini, program KF yang diselenggarakan Muslimat NU akan berlangsung selama 32 kali pertemuan. Kegiatan dilaksanakan setiap 4 kali dalam seminggu. Pendidikan yang berjumlah 10 WB dalam setiap kelompok itu bertempat di sekitar tempat tinggal para WB. Setiap kelompok dididik oleh para tutor lokal yang dianggap mampu dalam mendidik para WB.

Cicah (42) seorang WB warga Kampung Talun RT 12/04 Desa Tajursindang Kecamatan Sukatani, mengaku sangat terbantu sekali dengan program KF tersebut. Karena dengan program ini, dirinya dapat mengetahui cara membaca dan menghitung. Sehingga Cicah tak merasa malu lagi oleh anak-anaknya.

"Walau saya bodoh, saya tidak mau anak-anak saya ikut bodoh. Makanya saya akan berusaha keras menyekolahkan anak saya," ungkapnya. Selain itu, Cicah pun merasa sudah bisa mengembangkan usahanya sebagai penjual makanan ringan. Karena dengan memiliki kemampuan berhitung, kini ia memiliki perkiraan untung dan rugi atas penjualan secara tepat.***

Tidak ada komentar: